Rabu, 22 Juni 2011

pembangkit listrik tenaga angin

Seperti yang kita ketahui angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Belakangan ini angin sudah mulai banyak digunakan dibeberapa negara terutama negara-negara yang memiliki landscape alam yang banyak berhubungan dengan angin.

gambar turbin angin :


proses kerja turbin angin :
sketsa_kincir_angin-20100917.jpg

detail proses kerja turbin angin :











Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Dengan kondisi alam yang seperti ini dan sudah banyak sekali yang kita dengar tentang dampak positif dari penggunaan energi angin ini terus kenapa tidak kita manfaatkan dengan baik?

Equation

equationn.png

Grafik

grafikangin.png



Jika kita meninjau persamaan di atas, terlihat apabila kita menginginkan jumlah energi yang besar adalah dengan menambah kecepatan angin karena orde 3 dan hal yang dapat dilakukan selain itu adalah memperlebar ukuran baling-balinya karena orde 2. Kembali kepada pertanyaan "kenapa tidak kita manfaatkan dengan baik?". Selama ini turbin pembangkit tenaga angin yang biasa digunakan ada turbin standar seperti yang sudah di tunjukan di gambar pertama, dan turbin tersebut menghasilkan electricity < 10% electricity yang mestinya bisa dihasilkan apabila seluruh udara yang tercakup di diameternya bisa diubah menjadi electricity. Pada persamaan di atas apabila ingin energi yang dihasilkan meningkat, maka salah satu caranya adalah menambah radius cakupan angin. Namun karena baling-baling konvensional sudah mencapai limitnya yaitu diameter 126 meter, tingginya juga sudah lebih dari itu, dan energi yang dihasilkan hanya 7 Megawatt. Sebagai perbandingan, bangunan setinggi itu di pembangkit batubara (cerobong) bisa menghasilkan s.d. 1000 Megawatt. Oleh karena itu berikutnya akan saya tampilkan beberapa turbin alternatif yang bisa lebih efektif dalam segi energi yang dihasilkan.

Turbin Maglev (Magnetic Levitation)

maglev1.jpg

maglev2.jpg

sebagai perbandingan 1 buah maglev turbin > 1000 turbin biasa.


Magenn Air Rotor System

magenn2.jpg

memiliki sistem turbin balon udara, dan bisa menghasilkan sekitar 10.000watt

airborne_wind_dam_with_aerodynamic_transmission.png

bentuk ini dapat mencakup angin yang lebih banyak, hanya saja tidak dapat terbang terlalu tinggi dikarenakan pipa penghubung yang terbatas.


Demikian beberapa alternatif dari alternatif energi tenaga angin ini, mungkin terlihat merupakan alternatif dalam skala yang besar, tapi hasilnya akan lebih terasa daripada kita bersikeras dengan hanya menggunakan turbin biasa
Di Indonesia total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.